Batas cetak LIP/Billing TTM-Atpem Prog. Pendas Masa 2015.2 sampai dg Tgl. 12 Sept' 2015 dan batas bayar sampai Tgl. 16 Sept' 2015

Blogger news

Minggu, 05 April 2015

“OPTIMIS” - KUNCI SUKSES SISWATI

Pengelola perpustakaan, profesi yang ditekuni Siswati sejak tahun 2010 ini ternyata membawanya menjadi satu – satunya peserta test CPNS untuk formasi pengelola perpustakaan yang lulus di Kabupaten Bangka Selatan tahun 2014 lalu. Pagi itu, Kamis 4 Desember 2014 melalui surat kabar lokal Bangka Pos, ibu dua anak penyuka bakso ini melihat namanya tercantum dalam daftar peserta test yang lulus. Dalam Pengumuman Bupati Bangka Selatan No.810/467/BKD/2014 tersebut, Sis, begitu biasa dia dipanggil, memperoleh nilai total 345.
“Alhamdulilah...saya bisa lulus test CPNS melalui jalur umum sebagai Pengelola Perpustakaan yang formasinya hanya satu orang. Itu sebagai bukti bahwa alumni UT mampu bersaing dengan perguruan tinggi negeri lain”, ujar Siswati bangga. Hal ini menjadi wajar adanya, karena selama ini anggapan masyarakat bahwa yang menuntut ilmu di UT adalah orang-orang yang sudah menjadi pegawai negeri sipil dengan tujuan untuk meningkatkan karir mereka.Siswati, perempuan kelahiran Sarwodadi, OKU Sumatera Selatan 32 tahun yang lalu ini adalah ibu dari Arif Farizal dan Afiq Al Hafiz, dia mengawali karirnya sebagai pustakawan di SD Negeri 28 Keposang Toboali selama 5 tahun. Dan semenjak dia dinyatakan lulus test PNS oleh pemda setempat, dia harus pindah tugas ke tempat yang baru, SMKN 1 Toboali. 

Meskipun orang tuanya berdarah Jawa, anak kelima dari enam bersaudara ini menghabiskan masa kecil sampai remajanya di OKU Sumatera Selatan.  Menjadi yang terbaik adalah hal yang sudah sangat biasa baginya. Karena sejak duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, dia berhasil mendapat NEM tertinggi di sekolahnya. Dan pada jenjang sekolah menengah atas, NEM terbaik ke-2 di SMU Negeri 1 Belitang OKU dapat diraihnya. Prestasi yang selalu menjadi kebanggaan keluarga, terlebih bagi  kedua orang tuanya, Alm.bapak Ahmad Zaini dan ibu Wasiti. Setelah banyak prestasi yang dicetaknya, istri dari Supendi ini, masih tetap menjadi yang terbaik di jurusan D2 Perpustakaan Universitas Terbuka. Dia memperoleh IPK tertinggi di Jurusan tersebut yang berhasil dia selesaikan pada tahun 2010. Tidak cukup sampai disitu saja, tahun ini dia telah merampungkan strata 1 nya di jurusan yang sama di Universitas Terbuka, dengan IPK 3.63. Selain menjadi terbaik di UT, banyak kenangan yang tidak bisa dilupakan selama dia menempuh pendidikan di tempat ini. Yang paling membekas adalah, pada saat ujian pertama kali, terjadi kesalahan antara mata kuliah yang diambil dan yang tercantum pada KTPU (Kartu Tanda Peserta Ujian), tidak bisa dipungkiri hal ini membuat dia gugup menyelesaikan ujian hari pertamanya, hal ini dikarenakan tidak adanya persiapan untuk mata kuliah tersebut. “Saat itu saya benar – benar gugup, tetapi saya berusaha tetap tenang, membaca soal dengan teliti lalu menghubungkan mata kuliah yang sedang diujikan ini dengan pekerjaan saya sehari – hari dan alhamdulilah saya bisa menjawabnya.” ungkap Siswati. Dan bukan Siswati namanya kalau tidak bisa mendapat nilai bagus pada mata kuliah tersebut. Ada suka ada duka, banyak pula manfaat yang ia dapat selama menjadi mahasiswa D2 dan S1 Perpustakaan UT. “Kuliah di UT itu menyenangkan, banyak teman, kuliah bisa sambil bekerja dan tugas saya sebagai ibu rumah tangga tidak terbengkalai,” tutur ibu yang menyukai warna coklat ini.

Bagaimana bisa seorang yang mempunyai banyak kesibukan, berprofesi sebagai pengelola perpustakaan sekaligus mengurus kedua buah hatinya, memperoleh IPK tertinggi dan bisa lulus test PNS ? Bagaimana Siswati membagi waktu antara belajar, bekerja dan menjadi ibu rumah tangga ? Pertanyaan umum yang ada di benak semua orang.  Cara belajar yang efektif menurutnya adalah dengan mengajari anaknya yang masih SD, sambil belajar soal – soal dari buku pelajaran anaknya. Karena soal – soal tersebut, biasanya keluar pada ujian test PNS. Lalu bagaimana bisa Siswati memperoleh IPK tertinggi sedangkan tidak mudah mempelajari sendiri modul yang diperoleh dari UT. Siswati menuturkan, dengan membaca modul, memahaminya dan langsung belajar test formatif hal itu bukan lagi menjadi halangan. Dan untuk mata kuliah tertentu, untuk bisa memahami modul adalah dengan cara mempratekkan langsung. “Misalnya untuk mata kuliah Media Teknologi  dan Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan, itu adalah mata kuliah yang cukup sulit. Solusinya saya pratekkan langsung di pekerjaan saya sebagai pengelola perpustakaan.” kenang ibu penggemar aliran musik pop ini.

Setelah semua kisah sukses perjalanan hidup Siswati, berikut  tips dan trik dari wanita yang mempunyai hobby membaca cerpen dan berharap bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil profesional ini , selalu optimis, banyak membaca serta berlatih dengan soal – soal adalah kunci kesuksesannya. (dwipuji)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

SALUT

Latihan Mandiri (LM)

Moocs

KOMUNIKA

Newsletter UT

SRO-UT

BIPA-UT