Pengelola
perpustakaan, profesi yang ditekuni Siswati sejak tahun 2010 ini ternyata
membawanya menjadi satu – satunya peserta test CPNS untuk formasi pengelola
perpustakaan yang lulus di Kabupaten Bangka Selatan tahun 2014 lalu. Pagi itu,
Kamis 4 Desember 2014 melalui surat kabar lokal Bangka Pos, ibu dua anak penyuka
bakso ini melihat namanya tercantum dalam daftar peserta test yang lulus. Dalam
Pengumuman Bupati Bangka Selatan No.810/467/BKD/2014 tersebut, Sis, begitu
biasa dia dipanggil, memperoleh nilai total 345.
“Alhamdulilah...saya bisa
lulus test CPNS melalui jalur umum sebagai Pengelola Perpustakaan yang
formasinya hanya satu orang. Itu sebagai bukti bahwa alumni UT mampu bersaing
dengan perguruan tinggi negeri lain”, ujar Siswati bangga. Hal ini menjadi
wajar adanya, karena selama ini anggapan masyarakat bahwa yang menuntut ilmu di
UT adalah orang-orang yang sudah menjadi pegawai negeri sipil dengan tujuan
untuk meningkatkan karir mereka.Siswati, perempuan kelahiran Sarwodadi, OKU Sumatera Selatan 32 tahun
yang lalu ini adalah ibu dari Arif Farizal dan Afiq Al Hafiz, dia mengawali
karirnya sebagai pustakawan di SD Negeri 28 Keposang Toboali selama 5 tahun.
Dan semenjak dia dinyatakan lulus test PNS oleh pemda setempat, dia harus
pindah tugas ke tempat yang baru, SMKN 1 Toboali.
Meskipun orang tuanya berdarah Jawa, anak kelima dari enam bersaudara
ini menghabiskan masa kecil sampai remajanya di OKU Sumatera Selatan. Menjadi yang terbaik adalah hal yang sudah sangat
biasa baginya. Karena sejak duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama, dia berhasil mendapat NEM tertinggi di sekolahnya. Dan pada jenjang
sekolah menengah atas, NEM terbaik ke-2 di SMU Negeri 1 Belitang OKU dapat
diraihnya. Prestasi yang selalu menjadi kebanggaan keluarga, terlebih bagi kedua orang tuanya, Alm.bapak Ahmad Zaini dan
ibu Wasiti. Setelah banyak prestasi yang dicetaknya, istri dari Supendi ini,
masih tetap menjadi yang terbaik di jurusan D2 Perpustakaan Universitas Terbuka.
Dia memperoleh IPK tertinggi di Jurusan tersebut yang berhasil dia selesaikan
pada tahun 2010. Tidak cukup sampai disitu saja, tahun ini dia telah
merampungkan strata 1 nya di jurusan yang sama di Universitas Terbuka, dengan
IPK 3.63. Selain menjadi terbaik di UT, banyak kenangan yang tidak bisa
dilupakan selama dia menempuh pendidikan di tempat ini. Yang paling membekas
adalah, pada saat ujian pertama kali, terjadi kesalahan antara mata kuliah yang
diambil dan yang tercantum pada KTPU (Kartu Tanda Peserta Ujian), tidak bisa
dipungkiri hal ini membuat dia gugup menyelesaikan ujian hari pertamanya, hal
ini dikarenakan tidak adanya persiapan untuk mata kuliah tersebut. “Saat itu
saya benar – benar gugup, tetapi saya berusaha tetap tenang, membaca soal dengan
teliti lalu menghubungkan mata kuliah yang sedang diujikan ini dengan pekerjaan
saya sehari – hari dan alhamdulilah saya bisa menjawabnya.” ungkap Siswati. Dan
bukan Siswati namanya kalau tidak bisa mendapat nilai bagus pada mata kuliah
tersebut. Ada suka ada duka, banyak pula manfaat yang ia dapat selama menjadi
mahasiswa D2 dan S1 Perpustakaan UT. “Kuliah di UT itu menyenangkan, banyak teman, kuliah bisa sambil bekerja dan
tugas saya sebagai ibu rumah tangga tidak terbengkalai,” tutur ibu yang menyukai
warna coklat ini.
Bagaimana bisa seorang yang mempunyai banyak kesibukan, berprofesi
sebagai pengelola perpustakaan sekaligus mengurus kedua buah hatinya,
memperoleh IPK tertinggi dan bisa lulus test PNS ? Bagaimana Siswati membagi
waktu antara belajar, bekerja dan menjadi ibu rumah tangga ? Pertanyaan umum
yang ada di benak semua orang. Cara
belajar yang efektif menurutnya adalah dengan mengajari anaknya yang masih SD,
sambil belajar soal – soal dari buku pelajaran anaknya. Karena soal – soal
tersebut, biasanya keluar pada ujian test PNS. Lalu bagaimana bisa Siswati
memperoleh IPK tertinggi sedangkan tidak mudah mempelajari sendiri modul yang
diperoleh dari UT. Siswati menuturkan, dengan membaca modul, memahaminya dan
langsung belajar test formatif hal itu bukan lagi menjadi halangan. Dan untuk
mata kuliah tertentu, untuk bisa memahami modul adalah dengan cara mempratekkan
langsung. “Misalnya untuk mata kuliah Media Teknologi dan Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan, itu
adalah mata kuliah yang cukup sulit. Solusinya saya pratekkan langsung di
pekerjaan saya sebagai pengelola perpustakaan.” kenang ibu penggemar aliran
musik pop ini.
Setelah semua kisah sukses perjalanan hidup Siswati, berikut tips dan trik dari wanita yang mempunyai
hobby membaca cerpen dan berharap bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil profesional
ini , selalu optimis, banyak membaca serta berlatih dengan soal – soal adalah
kunci kesuksesannya. (dwipuji)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar